Jumat, 24 November 2017

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC)


Logo IFRC



Henry Pomeroy Davidson
(Sumber: en.wikipedia.org)
Federasi Internasional dibetuk pertama kali pada 1919 pasca Perang Dunia I dengan nama Liga Perhimpunan Palang Merah. Prakarsa pembentukan Liga Palang Merah ini berasal dari Henry P Davidson, ketua Komite Bantuan Perang dari Palang Merah Amerika yang tergugah hatinya menyaksikan penderitaan akibat perang yang meluas seperti epidemi.


Lima perhimpunan nasional menjadi anggota pertama Liga Palang Merah adalah Palang Merah Amerika, Palang Merah Inggris, Palang Merah Jepang, Palang Merah Perancis, dan Palang Merah Jerman. Liga Palang Merah menyadari perlunya ketersediaan sumber daya yang terkoordinasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan di bidang kesehatan masyarakat dan bantuan korban bencana alam di masa damai.



Pada 1983 Liga Palang Merah berubah nama menjadi Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dan kemudian pada 1991 berubah nama kembali menjadi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Buan Sabit Merah hingga saat ini. Awalnya Markas Besar Federasi berada di Paris, tetapi pada 1935 berpindah ke Jenewa hingga sekarang.

Markas Besar Federasi dipimpin oleh seorng sekretaris jenderal yang dibantu sejumah staf dari berbagai negara lain. Saat ini, Federasi Internasional memliliki anggota 186 Perhimpunan Nasional dari 186 negara, dimana satu negara hanya boleh mendirikan satu perhimpunan nasional palang merah atau bulan sabit merah.
 
IFRC memberikan bantuan kepada korban erupsi Gunung Merapi di Magelang pada 2010
(Sumber: www.ifrc.org)
Sesuai Anggaran Dasarnya, Federasi Internasional berfungsi sebagai badan koordinasi antar Perhimpunan Nasional. Bilamana terjadi bencana alam berskala besar di suatu negaa, Federasi mengkoordinasikan bantuan internasional dari berbagai Perhimpunan Nasional untuk melaksanakan operasi bantuan kemanusiaan. Selain itu, Federasi juga mengkoordinasikan bantuan kemanusissn konflik yang berada di luar wilayah pertikaian. Di Indonesia, delegasi Federasi Internasional beroperasi sejak 1998 dan bertugas mengkoordinasikan bantuan internasional dalam program-program bantuan di berbagai bencana. Federasi juga memberikan dukungan bagi kemajuan PMI di bidang kesiapsiagaan bencana, kesehatan masyarakt, penguatan kapasitas organisasi PMI, dan promosi nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu operasi bantuan kemanusiaan terbesar yang dikoordinasikan oleh Federasi Internasional di Indonesia adalah dalam bencaran gempa dan Tsunami di Aceh tahun 2004, yang melibatkan lebih dari 30 Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dari seluruh dunia.


Strategi 2020

Dalam sidang umumnya yang ke-17 di Nairobi, Kenya, bulan November 2010, Federasi Internasional mengesahkan berlakunya Strategi 2020 sebagai arahan strategis bagi kegiatan Federasi dan seluruh Perhimpunan Nasional anggotanya hingga 10 tahun ke depan.
Strategi 2020 terdiri atas tiga tujuan strategis yakni:

  1. Menyelamatkan hidup dan memperkuat pemulihan dari bencana dan krisis;
  2. Mendorong kehidupan yang lebih aman dan sehat, serta menyediakan bantuan lebih baik bagi kaum yang termarginalkan; serta 
  3.  Mempromosikan inklusi (penyertaan) sosial dan berkontribusi terhadap perdamaian.

Strategi ini mampu dicapai melalui tiga faktor pendukung, yaitu berfungsinya Federasi Internasional sebagai sekretariat yang efektif, diterapkannya diplomasi kemanusiaan dalam upaya mencegah dan mengurangi kerentanan di dunia, serta terwujudnya Perhimpunan Nasional yang kuat.


Sumber:
PMI. Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar